Friday, January 17, 2014

Bisnis Beternak Lovebird


Pernahkah Anda mendengar tentang burung cinta? Warna yang indah, serta tingkah laku burung ini ternyata mampu mencuri hati para penggagum burung untuk dikoleksi. Dibalik keindahan warna burung ini, ternyata menyimpan omzet yang luar biasa. Ingin tahu keunggulan lain burung cinta ini?
Info wirausaha kali ini membahas peluang usaha beternak burung cinta atau biasa dikenal dengan lovebird. Lovebird ini merupakan hewan monogamy atau hanya setia hanya pada satu pasangan saja. Lovebird ini menurut beberapa peternak burung hias memiliki masa naik turun. Beberapa tahu silam namanya sempat menanjak naik, menjadikan harga sepasang lovebird sungguh luar biasa. Lalu, perlahan tenggelam. Nah, setelah tenggelam tak terlalu lama, burung ini kembali merangkak ke permukaan. Hasilnya, pada akhir tahun 2012 lalu permintaan akan burung ini naik drastis.
Burung ini merupakan salah satu burung yang memiliki daya tarik di warna. Perpaduan warna cerah dalam burung ini, membuat lovebird banyak dicari oleh kalangan pecinta burung. Namun, selain bisa dinikmati warna, pecinta lovebird juga bisa menikmati kicauannya yang khas. Satu lagi kelebihan burung ini adalah, tidak perlu memerlukan perawatan yang ribet. Perawatan love bird itu mudah dan simple, cukup diberi makan dan minum, serta dibersihkan kandanganya setiap beberapa hari sekali, maka burung ini pun bisa bertahan hingga 10 tahun, ungkap Heri salah seorang pembudidaya lovebird asal Jogja.
Untuk makanan lovebird, bisa diberi makan biji kenari dan milat putih, jagung, sayur kangkung dan vitamin untuk membuat warna bulunya makin mengkilap. Agar kualitas love bird selalu terjaga, kandang harus dijaga kebersihannya. Makanan dan air diganti setiap hari, kandang diangin-anginkan di udara terbuka, diberikan makanan tambahan seperti asinan dan tulang sotong untuk suplai kalsium.
Saat ini, sepasang lovebird bisa dihargai Rp 500 800 ribu. Sedangkan indukan siap telur bisa menembus angka Rp 2 jutaan lebih. Salah satu jenis lovebird yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah Lutino, ciri fisik jenis ini adalah memiliki warna kuning di tubuh, kepala merah dan mata yang juga berwarna merah.
Heri memiliki dua sistem untuk usaha Lovebird ini, agar omzet bisa maksimal. Selain membeli indukan yang berumur sekitar satu tahun, Heri juga membeli anakan yang masih berumur 3 bulan. Indukan yang dibeli Heri, biasanya akan dia kembangbiakkan, sepasang indukan yang dia beli akan bertelur sebanyak 3-4 butir dalam tiga bulan. Dari 3-4 telur ini bisa menetas menjadi anakan, sekitar 1-2 ekor. Untuk tingkat keberhasilan menetasnya telur lovebird ini sekitar 99% asal tidak ada gangguan yang berarti. Tingkat stress lovebird akan naik, saat dia bertelur dan mengerami telur selama 21 hari. Saat mengerami telur tersebut, diusahakan jangan sering-sering kita ganggu, ujar Heri.
Setiap hari pakan Lovebird milik Heri selalu diganti dengan yang baru, terutama sayuran dan biji-bijian. Agar pakan ini tidak mubazir terbuang sia-sia, Heri juga mengembangbiakkan burung Parkit. Sisa pakan dari lovebird, biasanya akan dia berikan kepada burung Parkit. Kolaborasi budidaya Lovebird dan Parkit, menjadi salah satu alternatif usaha dengan omzet yang luar biasa saat ini.

Agus Prawoto (26) dan Yuli Handayani (24), pasangan suami-istri dari Dusun Jambean, Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, kini sedang mereguk manisnya bisnis penangkaran lovebird (LB). Di rumahnya, pasutri ini memiliki 105 pasang indukan LB dari berbagai jenis, dan sebagian besar merupakan burung kelas lomba.
Jenis indukan yang dimiliki antara lain kepala emas, hijau kepala merah, hijau dakocan, biru dakocan, lutino, pastel, blorok, hitam panda hingga seekor jenis unik yaitu LB belang. Jenis yang disebut terakhir inilah yang pernah ditawar Rp 12,5 juta, namun belum dilepaskan.
“Burung ini dihargai mahal, karena warnanya unik dan berbeda dengan lainnya. Saya minta harga Rp 25 juta, rencananya buat mendaftar haji ibu saya,” kata Yuli.
Meski jumlah indukan terbilang banyak, jangan bayangkan lokasi kandang penangkaran burung ini luas. Pasangan suami-istri itu menangkarkan love bird di lantai dua rumahnya. Burung-burung ini dibuatkan kandang khusus, yang cukup memperoleh sinar matahari.
Yani di Kandang Penangkaran Lovebird
YANI DI KANDANG PENANGKARAN LB (FOTO: SM)
Mau tahu pembagian tugas pasutri muda ini? Anda pasti mengira sang suami yang menjadi pemelihara utama. Oh, keliru. Perawatan sehari-hari menjadi tugas sang istri. Dialah yang memberi pakan, ekstra fooding, dan air minum. Dia juga yang memandikan dan menjemur lovebird, mengobati jika ada yang sakit dan sebagainya.
Untuk meringankan tugasnya, sebagaimana diberitakan Suara Merdeka, dia merekrut dua pegawai kandang. Lha, tugas suaminya apa? Ternyata Agus Prawoto bertugas memasarkan burung ini ke berbagai kota di Indonesia. Sejauh ini, burung hasil tangkaran mereka sudah menembus pasar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Tengah, sebagian kota di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, bahkan Sumatera.
“Kemarin baru saja mengirim 30 ekor lovebird ke Jambi. Sebelumnya, saya juga mengirim 40 ekor ke Lampung,” kata Agus.
Dengan harga bervariasi mulai dari Rp 600.000 hingga Rp 2 juta, angka penjualan lovebird rata-rata bisa mencapai 20 ekor bakalan per bulan. Perbedaan harga disesuaikan dengan kualitas suara dan warna bulunya.
Dari penjualan burung lovebird inilah, pasangan Agus-Yuli berhasil mengantungi pendapatan rata-rata Rp 40 juta per bulan.  Wooww…, jadi pengen beternak juga kan?

Bila anda tipe pecinta hewan peliharaan terutama burung sebagai hobby dan sedang mencari ide untuk berbisnis, info wirausaha diatas bisa menjadi masukan untuk memulai merintis usaha dengan beternak burung lovebird. Jadi bisa melampiaskan hobby sekaligus sebagai sumber penghasilan. Silakan mencoba! (dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment