Pernahkah Anda mendengar tentang burung cinta? Warna yang indah,
serta tingkah laku burung ini ternyata mampu mencuri hati para
penggagum burung untuk dikoleksi. Dibalik keindahan warna burung ini,
ternyata menyimpan omzet yang luar biasa. Ingin tahu keunggulan lain
burung cinta ini?
Info wirausaha kali ini membahas peluang usaha
beternak burung cinta atau biasa dikenal dengan lovebird. Lovebird ini
merupakan hewan monogamy atau hanya setia hanya pada satu pasangan
saja. Lovebird ini menurut beberapa peternak burung hias memiliki masa
naik turun. Beberapa tahu silam namanya sempat menanjak naik,
menjadikan harga sepasang lovebird sungguh luar biasa. Lalu, perlahan
tenggelam. Nah, setelah tenggelam tak terlalu lama, burung ini kembali
merangkak ke permukaan. Hasilnya, pada akhir tahun 2012 lalu permintaan
akan burung ini naik drastis.
Burung ini merupakan salah satu
burung yang memiliki daya tarik di warna. Perpaduan warna cerah dalam
burung ini, membuat lovebird banyak dicari oleh kalangan pecinta
burung. Namun, selain bisa dinikmati warna, pecinta lovebird juga bisa
menikmati kicauannya yang khas. Satu lagi kelebihan burung ini adalah,
tidak perlu memerlukan perawatan yang ribet. Perawatan love bird itu
mudah dan simple, cukup diberi makan dan minum, serta dibersihkan
kandanganya setiap beberapa hari sekali, maka burung ini pun bisa
bertahan hingga 10 tahun, ungkap Heri salah seorang pembudidaya
lovebird asal Jogja.
Untuk makanan lovebird, bisa diberi makan
biji kenari dan milat putih, jagung, sayur kangkung dan vitamin untuk
membuat warna bulunya makin mengkilap. Agar kualitas love bird selalu
terjaga, kandang harus dijaga kebersihannya. Makanan dan air diganti
setiap hari, kandang diangin-anginkan di udara terbuka, diberikan
makanan tambahan seperti asinan dan tulang sotong untuk suplai kalsium.
Saat
ini, sepasang lovebird bisa dihargai Rp 500 800 ribu. Sedangkan indukan
siap telur bisa menembus angka Rp 2 jutaan lebih. Salah satu jenis
lovebird yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah Lutino, ciri fisik
jenis ini adalah memiliki warna kuning di tubuh, kepala merah dan mata
yang juga berwarna merah.
Heri memiliki dua sistem untuk usaha
Lovebird ini, agar omzet bisa maksimal. Selain membeli indukan yang
berumur sekitar satu tahun, Heri juga membeli anakan yang masih berumur
3 bulan. Indukan yang dibeli Heri, biasanya akan dia kembangbiakkan,
sepasang indukan yang dia beli akan bertelur sebanyak 3-4 butir dalam
tiga bulan. Dari 3-4 telur ini bisa menetas menjadi anakan, sekitar 1-2
ekor. Untuk tingkat keberhasilan menetasnya telur lovebird ini sekitar
99% asal tidak ada gangguan yang berarti. Tingkat stress lovebird akan
naik, saat dia bertelur dan mengerami telur selama 21 hari. Saat
mengerami telur tersebut, diusahakan jangan sering-sering kita ganggu,
ujar Heri.
Setiap hari pakan Lovebird milik Heri selalu diganti
dengan yang baru, terutama sayuran dan biji-bijian. Agar pakan ini
tidak mubazir terbuang sia-sia, Heri juga mengembangbiakkan burung
Parkit. Sisa pakan dari lovebird, biasanya akan dia berikan kepada
burung Parkit. Kolaborasi budidaya Lovebird dan Parkit, menjadi salah
satu alternatif usaha dengan omzet yang luar biasa saat ini.
Agus Prawoto (26) dan Yuli Handayani (24), pasangan suami-istri dari
Dusun Jambean, Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang,
kini sedang mereguk manisnya bisnis penangkaran lovebird
(LB). Di rumahnya, pasutri ini memiliki 105 pasang indukan LB dari
berbagai jenis, dan sebagian besar merupakan burung kelas lomba.
Jenis indukan yang dimiliki antara lain kepala emas, hijau kepala
merah, hijau dakocan, biru dakocan, lutino, pastel, blorok, hitam panda
hingga seekor jenis unik yaitu LB belang. Jenis yang disebut terakhir
inilah yang pernah ditawar Rp 12,5 juta, namun belum dilepaskan.
“Burung ini dihargai mahal, karena warnanya unik dan berbeda dengan
lainnya. Saya minta harga Rp 25 juta, rencananya buat mendaftar haji
ibu saya,” kata Yuli.
Meski jumlah indukan terbilang banyak, jangan bayangkan lokasi kandang penangkaran burung ini luas. Pasangan suami-istri itu menangkarkan love bird di lantai dua rumahnya. Burung-burung ini dibuatkan kandang khusus, yang cukup memperoleh sinar matahari.
Mau tahu pembagian tugas pasutri muda ini? Anda pasti mengira sang
suami yang menjadi pemelihara utama. Oh, keliru. Perawatan sehari-hari
menjadi tugas sang istri. Dialah yang memberi pakan, ekstra fooding, dan air minum. Dia juga yang memandikan dan menjemur lovebird, mengobati jika ada yang sakit dan sebagainya.
Untuk meringankan tugasnya, sebagaimana diberitakan Suara Merdeka,
dia merekrut dua pegawai kandang. Lha, tugas suaminya apa? Ternyata
Agus Prawoto bertugas memasarkan burung ini ke berbagai kota di
Indonesia. Sejauh ini, burung hasil tangkaran mereka sudah menembus
pasar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Tengah, sebagian kota di Jawa
Barat, Banten, DKI Jakarta, bahkan Sumatera.
“Kemarin baru saja mengirim 30 ekor lovebird ke Jambi. Sebelumnya, saya juga mengirim 40 ekor ke Lampung,” kata Agus.
Dengan harga bervariasi mulai dari Rp 600.000 hingga Rp 2 juta, angka penjualan lovebird rata-rata bisa mencapai 20 ekor bakalan per bulan. Perbedaan harga disesuaikan dengan kualitas suara dan warna bulunya.
Dari penjualan burung lovebird inilah, pasangan Agus-Yuli berhasil mengantungi pendapatan rata-rata Rp 40 juta per bulan. Wooww…, jadi pengen beternak juga kan?
Bila
anda tipe pecinta hewan peliharaan terutama burung sebagai hobby dan
sedang mencari ide untuk berbisnis, info wirausaha diatas bisa menjadi
masukan untuk memulai merintis usaha dengan beternak burung lovebird.
Jadi bisa melampiaskan hobby sekaligus sebagai sumber penghasilan.
Silakan mencoba! (dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment